IBNU BATTUTAH SANG PENJELAJAH MUSLIM
Abu Abdullah
Muhammad bin Battutah: (Bahasa
Arab أبوعبدﷲ محمد إبن بطوطة, Abu Abdullah Muhammad ibn Bathuthah) atau juga dieja IbnuBatutah (24 Februari 1304 -1368) adalah seorang pengembara Berber-Maroko
Atas
dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan pentingnya
kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya ketika sedang berada
di Iberia. Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah merupakan
catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke-14.
Hampir semua
yang diketahui tentang kehidupan Ibnu Batutah datang dari dirinya sendiri.
Meskipun dia mengklaim bahwa hal-hal yang diceritakannya adalah apa yang dia
lihat atau dia alami, kita tak bisa tahu kebenaran dari cerita tersebut.
Lahir di Tangier,
Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu
Batutah berangkat haji-ziarah ke Mekkah. Setelah selesai, dia
melanjutkan perjalanannya hingga melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia
Muslim (sekitar 44 negara modern).
Perjalanannya
ke Mekah melalui jalur darat, menyusuri pantai Afrika Utara hingga tiba di Kairo.
Pada titik ini ia masih berada dalam wilayah Mamluk, yang relatif aman. Jalur
yang umumnya digunakan menuju ke Mekah ada tiga, dan Ibnu Batutah memilih jalur
yang paling jarang ditempuh: pengembaraan menuju Sungai Nil, dilanjutkan ke
arah timur melalui jalur darat menuju dermaga Laut Merah di ‘Aydadh. Tetapi,
ketika mendekati kota tersebut, ia dipaksa untuk kembali dengan alasan
pertikaian lokal.
Kembail ke
Kairo, ia menggunakan jalur kedua, ke Damaskus
(yang selanjutnya dikuasai Mamluk), dengan alasan keterangan/anjuran
seseorang yang ditemuinya di perjalanan pertama, bahwa ia hanya akan sampai di
Mekah jika telah melalui Suriah. Keuntungan lain ketika memakai jalur pinggiran
adalah ditemuinya tempat-tempat suci sepanjang jalur tersebut – Hebron,
Yerusalem dan Betlehem misalnya—dan
bahwa penguasa Mamluk memberikan perhatian khusus untuk mengamankan para
peziarah.
Setelah
menjalani Ramadhan di Damaskus, Ibnu Batutah bergabung dengan suatu rombongan
yang menempuh jarak 800 mil dari Damaskus ke Madinah tempat dimakamkannya Muhammad.
Empat hari kemudian, dia melanjutkan perjalanannya ke Mekah. Setelah
melaksanakan rangkaian ritual haji, sebagai hasil renungannya, dia kemudian
memutuskan untuk melanjutkan mengembara. Tujuan selanjutnya adalah Il-Khanate (sekarang Iraq dan Iran).
Dengan cara
bergabung dengan suatu rombongan, dia melintasi perbatasan menuju Mesopotomia dan
mengunjungi Najaf, tempat dimakamkannya Khalifah keempat Ali. Dari sana, dia
melanjutkan ke Basrah, lalu Isfahan, yang hanya beberapa dekade jaraknya dengan
penghancuran oleh Timur Lenk. Kemudian Shiraz dan Baghdad (Baghdad belum lama
diserang habis-habisan oleh Hulaghu Khan).
Di sana ia
bertemu Abu Sa’id pemimpin terakhir Il-Khanate.
Ibnu Batutah untuk sementara
mengembara bersama rombongan penguasa, kemudian berbelok ke utara menuju Tabriz di Jalur Sutera. Kota ini merupakan gerbang
menuju Mongol, yang merupakan pusat perdagangan penting.
Setelah
perjalanan ini, Ibnu Batutah kembali ke Mekah untuk haji kedua, dan tinggal
selama setahun sebelum kemudian menjalani pengembaraan kedua melalui Laut Merah
dan pantai Afrika Timur. Persinggahan pertamanya adalah Aden, dengan tujuan
untuk berniaga menuju Semenanjung Arab dari sekitar Samuderaa IndonesiaAkan
tetapi, sebelum itu, ia memutuskan untuk melakukan petualangan terakhir dan
mempersiapkan suatu perjalanan sepanjang pantai Afrika.
Menghabiskan
sekitar seminggu di setiap daerah tujuannya, Ibnu Batutah berkunjung ke Ethiopia,
Mongadishu, Mombasha, Zanzibar, Kilwa
dan beberapa daerah lainnya. Mengikuti perubahan arah angin, dia bersama kapal
yang ditumpanginya kembali ke Arab selatan. Setelah menyelesaikan
petualangannya, sebelum menetap, ia berkunjung ke Oman dan Selat Hormuz. Setelah
selesai, ia berziarah ke Mekah lagi.
Setelah
setahun di sana, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di kesultanan Delhi, untuk
keperluan bahasa, dia mencari penterjemah di Anatolia. Kemudian di bawah
kendali Turki Suljuk, ia bergabung dengan sebuah rombongan menuju India.
Pelayaran laut dari Damaskus mendaratkannya di Alanya di pantai selatan Turki sekarang.
Dari sini ia berkelana ke Konya dan Sinope di pantai Laut Hitam.
Setelah
menyeberangi Laut Hitam, ia tiba di Kaffa di Crimea, dan memasuki tanah Golden
Horde. Dari sana ia membeli kereta dan bergabung dengan rombongan Ozbeg Khan
dari Golden Horde, dalam suatu perjalanan menuju Astrakhan di Sungai Volga.
Sumber:Wikipedia
Comments
Post a Comment