model pembelajaran langsung (direct instruction)
Model
pembelajaran langsung atau direct instruction,
juga dikenal dengan istilah strategi belajar ekspositori dan whole
class teaching. Model pembelajaran langsung ini merupakan bentuk dari
pendekatan yang berorientasi kepada guru (teacher centered appproch).
Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh pendidik, artinya
pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran. Penyebutan ini
mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi
pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik
dalam kelas.
Model
pembelajaran langsung lebih menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang pendidik kepada peserta didik, agar peserta didik dapat
menguasai materi secara optimal. Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik
tidak dituntut untuk menemukan materi karena materi pelajaran seakan-akan sudah
jadi. Pendidik secara langsung menyampaikan objek materi, sedangkan peserta
didik dianggap hanya datang menerima materi secara langsung dari pendidik.
Teori
pendukung model pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme dan teori
belajar sosial. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar. Teori Behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata.
Fungsi
pendidik dalam kaitannya dengan teori pembelajaran langsung adalah menyajikan
stimulus tertentu yang dapat membangkitkan respon peserta didik berupa hasil
belajar yang diingingkan. Untuk mengatur proses stimulus-respon secara
sitematis, bahan pelajaran harus dipilah-pilah menjadi butir-butir informasi
lalu diurut secara tepat, dimulai dari yang sederhana sampai kepada yang paling
kompleks. Berdasarkan kedua teori tersebut, model pembelajaran langsung
menekankan belajar sebagai perubahan perilaku. Jika behaviorisme menekankan
belajar sebagai proses stimulus respons bersifat mekanis, maka teori belajar
sosial beraksentuasi pada perubahan prilaku bersifat organis melalui peniruan.
Model
pembelajaran langsung memiliki beberapa karakteristik. Pertama, strategi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh Karena itu model pembelajaran ini sering diidentikkan dengan ceramah. Kedua, biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut peserta didik untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelejaran itu sendiri.
Dalam
model pembelajaran langsung yang disamakan dengan pembelajaran ekspositori ini
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1) Prinsip
berorientasi pada tujuan, 2) prinsip komunikasi; 3) prinsip kesiapan; 4)
prinsip berkelanjutan. Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada penguasaan
peserta didik pada tujuan pembelajaran. Oleh karena itu tujuan pembelajaran
harus dirumuskan secara operasional yang dapat diukur dan kemudian dalam
penyusunan tes hasil belajar harus disesuaikan dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan berpikir tingkat tinggi sangat sulit untuk dicapai ketika
menggunakan metode ini seperti kemampuan menganalisis, sintesis dan
mengevaluasi. Hal ini disebabkan karena pendidik menjadi pusat kegiatan
pembelajaran sementara peserta didik menjadi objek pembelajaran yang hanya
menerima materi yang sudah jadi.
Referensi
Makalah®
Kepustakaan:
Trianto, Model-Model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik: Konsep, Landasan Teoritis
Praktis dan Implementasinya (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007). Isjoni, Cooperatif
Learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok (Cet.1
Bandung: Alfabeta 1997). Anita Lie, Cooperative
Learning (Jakarta: Grasindo, 1994). Muslim Ibrahim dkk., Pembelajaran
Kooperatif (Surabaya: Unversity Pers, 2000). D. W. Johnson, Learning
Toghether and Alone: Cooperative, Competitive, and Individualistic Learning (Boston:
Allyn and Bacon, 1991). Arends, Learning To Teaceh (New York: Mc. Graw Hill
Companies, 1997).
Comments
Post a Comment