Sambungan..!!
"Vin, makan malam yok?" Isi smsnya.
" makan malam dimana?" Balas ku dari pesan singkat.
"Tempat biasa" balasnya lagi.
Tak butuh waktu lama untuk ku mempersiapkan diri kala itu, setelah siap ber'dandan' dengan style baju kemeja kotak kotak hitam perpaduan warna putih dan strip garis tipis biru muda dan jelana jeans hitam serta sepatu converse ku, lalu aku segera mengambil kunci motor ku dan berangkat menjemputnya.
Jarak kontrakanku dan kontrakannya tidaklah cukup jauh. Jika jalanan tidak macet dapat ku tempuh dalam waktu 5 menit saja. Akhirnya aku tiba di kontrakannya. Kontrakan dengan cat warna biru itu adalah kontrakan paling bersejarah dalam hidupku. Ya, kontrakan itu adalah kontrakan yang menaungi orang yg paling kucintai kala hujan dan panas serta tempat ia beristirahat dan beraktivitas selain aktivitas dia di kampus.
Akhirnya dia keluar juga, ia menggunakan baju kemeja juga rupanya, kemeja putih dan celana jeans hitam. Dalam hatiku, apa ini kebetulana atau gimana? Soalnya pakaian kami hampir sama. Setelah kami menentukan tempat kami makan, akhirnya kami berangkat juga. Setibanya di sana kami langsung memesan makanan dan minuman masing-masing dan selanjutnya kami makan sambil di temanin perbincangan kecil kecil saja sampai kami selesai makan.
"Tih, habis wisuda mau kemana?" Tanya ku membuka percakapan.
"Gak tahu, niatnya sih pengen kerja, cuma gak tahu kerja apa."
" gak merit aja, kan biasanya cewek cepat merit" tanya ku sambil tertawa
" ah kamu ni vin ada-ada saja," jawabnya sambil menepuk lengan ku.
Dan aku mencoba mengarahkan perbincangan ke arah serius.
" tih, kamu merasa ada yg beda gak dari aku?" Tanyaku
" apaan vin? Gak ada tuh, biasa aja, kamu sakit?" Jawabnya polos
" anu vin, emm., aku merasa takut aja jika nanti kita gak bisa berasama lagi. Kan kita udah biasa bersama nih, makan bareng, ngampus bareng, hunting, semua deh bareng-bareng sama mu. Tapi bentar lagi kita pisah, kamu kerja, ya aku mungkin nanti kerja. Rasanya sedih aja jika kebersamaan ini cepat kita akhiri. Pastinya mau gak mau kita akan ke dunia kita masing-masing nantinya." Uraiku penuh ketayakinan.
Tak kusangka ratih memperhatikanku dengan serius. Bahkan terkesan berfikir, hingga beberapa saat kemudian akhirnya dia membuka mulutnya dan bicara.
" vin, kamu mikir sejauh itu? Aku baru sadar vin, bakalan ada dunia baru nantinya di depan kita dan kita secara perlahan akan berpisah. Aku gak kepikiran sampai kesitu vin." Jawabnya perlahan.
" nah itu dia tih, aku tuh, mikirin itu dari kemarin-kemarin. Makan gak enak, tidur gak nyenyak, rasanya aku belum siap aja jika harus membiasakan diri tanpamu tih." Tandas ku
" lah terus, kita mesti gimana dong?" Jawabnya lagi
" tih, jujur ni tih, kita udah lalui banyak hal bersama. Bahkan kedekatan kita bisa aku persepsikan lebih dari sahabat. Aku gak tahu apa yang kita jalani selama ini tulus karen pertemanan kita atau karen faktor lain. Tapi, jujur aku nyaman dan senang menjalaninya. Tih salah gak jika aku pernah dan bahkan masih menyimpan rasa itu. Rasa sayang tih. Iya, aku merasakan sayang di sini tih" jawabku sembari megarahkan telunjuku ke hati.
"Vin, kita,, emmm. Gini vin, aku dan kamu selama ini cuma temenan aja, kita saling bantu dan mendukung satu sama lain. Maksud aku., eumm.,"
" tih.,!" Potong ku dan kugenggam tangannya.
"Tih, selama ini aku menyimpan perasaan ini. Perlahan aku merasakan perubahan di hati ini, perubahan dari rasa pertemanan ke rasa cinta dan kasih sayang. Aku tahu ini sulit bagimu. Tapi aku jujur dan ini semata-mata kulakukan agar kamu tahu apa yg kurasakan selama ini tih." Ujarku penuh pengharapan.
"Vin, aku takut merusak persahabatan kita hanya karena rasa sesaat vin." Jawabnya
" gak tih, aku yakin ini bukan rasaku yg sesaat tih. Aku belum pernah jatuh cinta sama perempuan lain sehebat ini tih, bahkan bisa di bilang kita sudah bersama cukup lama. Jika sesaat saja, tentu rasa ini sudah berakhir dari dahulu. Ayoklah tih, jangan buat ku terus berhatap seperti ini. Aku yakin kamu merasakan rasa yg sama sepeti yang aku miliki." Cecarku lagi penuh keyakinan.
"Vin, aku gak tahu apa yg aku rasakan terhadapmu, tapi aku merasa nyaman juga bersama mu. Bahkan belum pernah aku merasakan nyaman seperti ini." Jawabnya.
"Nah, itu tih, itu dia yang namanya cinta. Kamu nyaman dan aku nyaman. Kita tetap bisa bersama lagi, bahkan tidak hanya untuk makan, ngampus, nongkrong atau lainnya. Tapi kita bisa bersama melihat anak kita tumbuh besar nanti. Jawab ku penuh semangat.
"Heleh, ngaco kamu vin" ujarnya sambil menepuk jidat ku.
Hahahah akhirnya kami tertawa bersama.
" jadi deal ni? Kita..." Tanyaku dan langsung di potong olehnya.
"Yaa.," jawabnya sambil mengerlingkan mata indahnya.
Uh, betapa senang hatiku saat itu, mungkin iya dia merasakan pula kesenangan dan kebahagian. Seperti ku pada saat itu. Selanjutnya, kami berkeliling kota sebentar dan singgah di toko bunga, aku sengaja membeli kan bunga pada malam itu sebagai tanda peresmian hubungan kami. Dan tentu saja, itu sebagai bentuk ungkapan cintaku padanya. Jadi, dia bisa menilai aku begitu tulus mencintainya. Aku bahagia bisa memilikimu saat itu ratih dan aku bangga bisa memenangkan hatimu. Kenangan ini sungguh membekas di hatiku. Wanita yg ku impikan menjadi ibu dari anak-anakku nantinya. Ratih, datanglah dan temui aku dlaam mimpi. Katakan kau masih sayang padaku saat ini.
Kriiiing...!! Kriiing...! Suara telepon berbunyi menyadarkan lamunanku tentang aku dan ratih...!!
Bersambung....!!! :)
"Vin, makan malam yok?" Isi smsnya.
" makan malam dimana?" Balas ku dari pesan singkat.
"Tempat biasa" balasnya lagi.
Tak butuh waktu lama untuk ku mempersiapkan diri kala itu, setelah siap ber'dandan' dengan style baju kemeja kotak kotak hitam perpaduan warna putih dan strip garis tipis biru muda dan jelana jeans hitam serta sepatu converse ku, lalu aku segera mengambil kunci motor ku dan berangkat menjemputnya.
Jarak kontrakanku dan kontrakannya tidaklah cukup jauh. Jika jalanan tidak macet dapat ku tempuh dalam waktu 5 menit saja. Akhirnya aku tiba di kontrakannya. Kontrakan dengan cat warna biru itu adalah kontrakan paling bersejarah dalam hidupku. Ya, kontrakan itu adalah kontrakan yang menaungi orang yg paling kucintai kala hujan dan panas serta tempat ia beristirahat dan beraktivitas selain aktivitas dia di kampus.
Akhirnya dia keluar juga, ia menggunakan baju kemeja juga rupanya, kemeja putih dan celana jeans hitam. Dalam hatiku, apa ini kebetulana atau gimana? Soalnya pakaian kami hampir sama. Setelah kami menentukan tempat kami makan, akhirnya kami berangkat juga. Setibanya di sana kami langsung memesan makanan dan minuman masing-masing dan selanjutnya kami makan sambil di temanin perbincangan kecil kecil saja sampai kami selesai makan.
"Tih, habis wisuda mau kemana?" Tanya ku membuka percakapan.
"Gak tahu, niatnya sih pengen kerja, cuma gak tahu kerja apa."
" gak merit aja, kan biasanya cewek cepat merit" tanya ku sambil tertawa
" ah kamu ni vin ada-ada saja," jawabnya sambil menepuk lengan ku.
Dan aku mencoba mengarahkan perbincangan ke arah serius.
" tih, kamu merasa ada yg beda gak dari aku?" Tanyaku
" apaan vin? Gak ada tuh, biasa aja, kamu sakit?" Jawabnya polos
" anu vin, emm., aku merasa takut aja jika nanti kita gak bisa berasama lagi. Kan kita udah biasa bersama nih, makan bareng, ngampus bareng, hunting, semua deh bareng-bareng sama mu. Tapi bentar lagi kita pisah, kamu kerja, ya aku mungkin nanti kerja. Rasanya sedih aja jika kebersamaan ini cepat kita akhiri. Pastinya mau gak mau kita akan ke dunia kita masing-masing nantinya." Uraiku penuh ketayakinan.
Tak kusangka ratih memperhatikanku dengan serius. Bahkan terkesan berfikir, hingga beberapa saat kemudian akhirnya dia membuka mulutnya dan bicara.
" vin, kamu mikir sejauh itu? Aku baru sadar vin, bakalan ada dunia baru nantinya di depan kita dan kita secara perlahan akan berpisah. Aku gak kepikiran sampai kesitu vin." Jawabnya perlahan.
" nah itu dia tih, aku tuh, mikirin itu dari kemarin-kemarin. Makan gak enak, tidur gak nyenyak, rasanya aku belum siap aja jika harus membiasakan diri tanpamu tih." Tandas ku
" lah terus, kita mesti gimana dong?" Jawabnya lagi
" tih, jujur ni tih, kita udah lalui banyak hal bersama. Bahkan kedekatan kita bisa aku persepsikan lebih dari sahabat. Aku gak tahu apa yang kita jalani selama ini tulus karen pertemanan kita atau karen faktor lain. Tapi, jujur aku nyaman dan senang menjalaninya. Tih salah gak jika aku pernah dan bahkan masih menyimpan rasa itu. Rasa sayang tih. Iya, aku merasakan sayang di sini tih" jawabku sembari megarahkan telunjuku ke hati.
"Vin, kita,, emmm. Gini vin, aku dan kamu selama ini cuma temenan aja, kita saling bantu dan mendukung satu sama lain. Maksud aku., eumm.,"
" tih.,!" Potong ku dan kugenggam tangannya.
"Tih, selama ini aku menyimpan perasaan ini. Perlahan aku merasakan perubahan di hati ini, perubahan dari rasa pertemanan ke rasa cinta dan kasih sayang. Aku tahu ini sulit bagimu. Tapi aku jujur dan ini semata-mata kulakukan agar kamu tahu apa yg kurasakan selama ini tih." Ujarku penuh pengharapan.
"Vin, aku takut merusak persahabatan kita hanya karena rasa sesaat vin." Jawabnya
" gak tih, aku yakin ini bukan rasaku yg sesaat tih. Aku belum pernah jatuh cinta sama perempuan lain sehebat ini tih, bahkan bisa di bilang kita sudah bersama cukup lama. Jika sesaat saja, tentu rasa ini sudah berakhir dari dahulu. Ayoklah tih, jangan buat ku terus berhatap seperti ini. Aku yakin kamu merasakan rasa yg sama sepeti yang aku miliki." Cecarku lagi penuh keyakinan.
"Vin, aku gak tahu apa yg aku rasakan terhadapmu, tapi aku merasa nyaman juga bersama mu. Bahkan belum pernah aku merasakan nyaman seperti ini." Jawabnya.
"Nah, itu tih, itu dia yang namanya cinta. Kamu nyaman dan aku nyaman. Kita tetap bisa bersama lagi, bahkan tidak hanya untuk makan, ngampus, nongkrong atau lainnya. Tapi kita bisa bersama melihat anak kita tumbuh besar nanti. Jawab ku penuh semangat.
"Heleh, ngaco kamu vin" ujarnya sambil menepuk jidat ku.
Hahahah akhirnya kami tertawa bersama.
" jadi deal ni? Kita..." Tanyaku dan langsung di potong olehnya.
"Yaa.," jawabnya sambil mengerlingkan mata indahnya.
Uh, betapa senang hatiku saat itu, mungkin iya dia merasakan pula kesenangan dan kebahagian. Seperti ku pada saat itu. Selanjutnya, kami berkeliling kota sebentar dan singgah di toko bunga, aku sengaja membeli kan bunga pada malam itu sebagai tanda peresmian hubungan kami. Dan tentu saja, itu sebagai bentuk ungkapan cintaku padanya. Jadi, dia bisa menilai aku begitu tulus mencintainya. Aku bahagia bisa memilikimu saat itu ratih dan aku bangga bisa memenangkan hatimu. Kenangan ini sungguh membekas di hatiku. Wanita yg ku impikan menjadi ibu dari anak-anakku nantinya. Ratih, datanglah dan temui aku dlaam mimpi. Katakan kau masih sayang padaku saat ini.
Kriiiing...!! Kriiing...! Suara telepon berbunyi menyadarkan lamunanku tentang aku dan ratih...!!
Bersambung....!!! :)
Comments
Post a Comment