Cinta Takkan Pernah Salah :*
Badan ku sudah sakit-sakitan akhir-akhir ini,
mungkin ini dampak dari keadaan hati ku yang lagi tak bisa menerima keadaan.
Ya, kekasihku sudah pergi meninggalkan ku tepatnya 3 bulan yang lalu, ia pergi
ke Jakarta dengan dalih melanjutkan karirnya di kota megapolitan tersebut.
Padahal aku tahu ia pergi karena alasan lain. Ia pergi mengejar Rio, ya, Rio
adalah rekan kerjanya yang ia kenalkan pada ku saat perayaan kenaikan
jabatannya menjadi manager pemasaran di perusahaanya. Ia menceritakan bahwa Rio
adalah rekan kerjanya yang membantu mempromosikan kenaikan jabatan tepat
sebulan sebelum ia mengenalkan ku pada Rio. Kalau dilihat dari tampangnya ia
memang pemuda yang memiliki pesona untuk memikat gadis yang ia liriknya.
Mungkin perawatan wajahnya kesalon atau alat perawatan wajah lainnya harganya
berjuta-juta, atau mungkin juga dia anak orang kaya. Ah sudahlah.
Hari ini adalah perayaan hari jadi kami yang
ke 20 bulan hubungan ku dengan Ratih. Ratih adalah teman ku waktu kuliah dulu,
kami sama-sama mengambil kosentrasi pendidikan yang sama, yaitu management
pemasaran. Semua kisah cinta kami berawal ketika kami sering mengerjakan
tugas kuliah bareng, makan di kantin bareng, bahkan sampai akhirnya aku
mengantar dan menjemput Ratih setiap harinya. Tapi, kami benar-benar memulai
hubungan tepat setelah aku menyelesaikan ujian kompre ku begitupun dia. Mungkin
kami di takdirkan bersama-sama ketika kuliah tapi kami tak bersama setelahnya.
Ya, hari ini adalah hari jadian kami, tanggal 23 bulan juli, tepat 20 bulan sebelum
hari ini aku duduk harap-harap cemas dan terus memanjatkan doa supaya Ratih
sukses menjalani ujian komprenya hingga tiba tiba pintu di depanku terbuka,
pintu putih dengan paduan warna biru muda di tengahnya tampak terbuka dan
muncul dengan perlahan sosok wajah yang sangat aku kenali. Yah itu Ratih.
“ gimana?” tanya ku padanya.
Ia menunjukkan muka menyedihkan, seperti
mendung yang menampung air hujan berjuta-juta ton. Dengan wajahnya yang
menyedihkan ia lantas menjawab dengan suara lirih.
“maaf kan aku vin, aku gak bisa nepati janjiku
sama mu, janji buat wisuda bareng..!”
“lah, kenapa ratih? Tanya ku lagi seraya
mendekat kepadanya.
“maaf, maaf, ,aku membohongi mu jambul!!
Hahaha” sambil merubah raut wajahnya dari suram ke bahagia ia mendekap aku dan
meloncat-loncat bahagia lalu teriak di sisi telinga ku.
“AKU LULUS VINNNN!!! KITA BISA WISUDA
BAREENG...!!” Teriaknya.
“alhamdulillah Tih” kataku kepadanya seraya
melepas dekapan dia kepadaku, maklum saat itu lagi banyak mahasiswa yang
ngantri nunggu jadwal buat ujian juga. Sama seperti kami.
“ya udah Tih, kita ke kantin Boga yuk?’’ ajak
ku kepadanya.
“yuk yuk vin, kali ini aku yang bayarin
semuanya ya?” jawabnya
“eh, eh gak usah kali, aku kan juga lagi
bahagia nih. Kita kan sama-sama lulus ujian kompre, jadi biar aku yang traktir
ya?” jawabku sambil menolak traktirannya.
Terlepas dari perasaan bahagia kami pagi tadi
sampai sore di kampus dengan serangkaian ucapan selamat dan doa dari
kawan-kawan seperjuangan atau itu dari adik kelas ternyata kebahagiaan itu tidak
berhenti di situ saja, bahkan sampai malam ini. Mungkin malam tadi adalah tidur
dengan mimpi terhebatku, walaupun aku tidak ingat itu mimpi apa. Maklum, hidup
di negara ini kehidupan suka dikaitkan dengan mimpi-mimpi.
Kling..!! bunyi pesan singkat di HP ku. Lalu terlihat
sekilas nama pengirim di situ adalah Ratih BW “BW” adalah singkatan dari bawel. Karena
pertama aku kenal dengan di saat hari pertama di kelas dulu emang bawel dianya.
Mulai dari merusuh sewaktu pemilihan ketua kelas bahkan sampai ketika ia
memperkenalkan dirinya di depan anak-anak kelas. Emang bawel.
Bersambung...!
Comments
Post a Comment